Apakah kamu pernah punya pengalaman kabur atau di usir dari rumah? Lantas menghubungi teman/ saudara dan meminta tolong untuk dapat menumpang menginap di rumahnya sementara waktu? Tetapi karena keterbatasan ruangan di rumah teman tersebut, akhirnya kamu tidur di depan TV, sofa, atau di ruang mana aja deh yang penting rebahan? Saya juga pernah mengalami hal tersebut. 😅
Mungkin saja contoh kasus tersebut adalah kasus accidental artinya dalam kondisi tiba-tiba, dan mendadak. Tapi bayangkan jika terdapat individu yang memang mengaplikasikan pola bertahan hidup dengan menumpang tidur dari teman ke teman, saudara ke saudara, dan rumah ke rumah kerabat selama periode tahunan dalam hidupnya.
Individu tersebut memang tidak menggelandang di jalanan, tidur di halte, atau emperan toko, tetapi tetap saja sejatinya ia adalah sosok individu yang mengalami ketunawismaan atau tepatnya ketunawismaan terselubung (hidden homelessness-eng.)
Bingung? Kaget? Ketika kamu sebagai orang indo pada akhirnya di tahun 2023 ini baru menyadari bahwa wujud ketunawismaan itu bukan cuman gelandangan aja? Tenang, saya awalnya juga ngerasa gitu kok.
Baik untuk diketahui dan dipahami terlebih dahulu jika pengkategorian masalah sosial memang berbeda antar negara hingga lembaga-lembaga yang fokus menanganinya. Sederhananya pengkategorian tunawisma menurut kemensos-nya Amerika beda dengan Tanzania, beda pula dengan Australia, beda dengan Wakanda atau Konoha.