Nasib buruk bisa menimpa siapa saja bukan? Karena memang roda kehidupan itu selalu berputar, kadang kamu diatas, kadang ditengah, bisa jadi dibawah dan tidak menutup kemungkinan kamu digilas roda itu sendiri hingga tidak akan pernah bisa diatas kembali.
Mungkin hari ini kamu atau keluargamu memiliki segalanya. Namun jikalau besok-besok terjadi pandemi Covid-28 yang lebih parah dari Covid-19, atau ortu kamu kehilangan pekerjaan dan seluruh hartanya hilang, atau segala bentuk skenario hidup yang memaksamu menjadi seorang tunawisma maka apa yang akan kamu lakukan?
Enam poin tips ini saya bagikan murni dari pengalaman pribadi saya yang pernah menjalani episode hidup sebagai seorang tunawisma di rentang tahun 2013-2016 lalu. Dan tulisan ini 100% berkonteks lokal Indonesia banget yang bahkan gak akan kamu temukan hingga di Quora Indonesia yang membahas kemiskinan/ ketunawismaan sekalipun.
Sebelum kita kupas poin per poin, pahami baik-baik sekali bahwa kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Adapun kebutuhan primer++ (plus-plus) menurut saya yaitu menambahkan 3 kebutuhan primer tadi dengan; adminduk, sistem kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan, layanan keuangan, dan komunikasi. Berikut 6 tips yang harus kamu tahu jika realita hidup membuatmu menjadi tunawisma.
1. Amankan Dokumen Penting
Jika ada dan memungkinkan, maka usahakan agar dokumen atau surat-surat penting nan legal yang terkait dengan dirimu untuk dibawa serta ketika kamu mengalami episode ketunawismaan. Dokumen seperti akta lahir, photo copy kartu keluarga, kartu identitas anak (KIA) jika kamu belum 17 tahun, KTP, SIM, ijazah sekolah, dsb nya haruslah mendapat prioritas utama atau diperhatikan keamanannya.
Untuk dokumen yang tebal dan besar ukurannya, kamu bisa menempatkannya di tas khusus anti air (jika ada) dan titipkan di teman atau orang kepercayaanmu. Sedangkan untuk kartu identitas pastikan kamu bawa serta bersama dirimu. Letakan KTP/ Photo Copy KTP di dompet dengan terlebih dulu menempatkannya dalam plastik klip (bungkus obat) agar kedap air/ lembab.
Dengan adanya dokumen kependudukan legal dalam banyak hal akan amat sangat membantu dirimu ketika menjadi tunawisma, sekaligus kamu dapat terhindar dari upaya penindakan secara berlebihan (represif) dari pihak aparat setempat.
2. Menjalin Relasi Dengan Warung Makan
Di beberapa jam awal kamu menjadi tunawisma maka segeralah bergerak mengamankan kebutuhan pangan. Caranya adalah mencari dan menjalin relasi dengan warung makan, bisa saja warung tenda kuliner, warteg, nasi padang dan sebagainya. Utarakan dengan jujur kondisimu kepada sang pemilik warung makan, dan buat penukaran agar kamu bisa mendapatkan makanan dan minuman di hari itu.
Yang dimaksud dengan penukaran adalah; menukar waktu dan tenagamu untuk suatu aktivitas yang juga bermanfaat bagi sang pemilik warung. Seperti membersihkan meja warung, menyiapkan bahan masakan, menyuci piring kotor dan sebagainya. Jaga kepercayaan yang diberikan sang pemilik sekaligus kamu juga harus jeli jangan sampai di abuse atau eksploitasi hanya karena saat itu kamu sedang kesusahan.
Syukur-syukur dari upaya ini, kamu bisa mendapatkan pekerjaan dengan sistem honor harian, mingguan atau bulanan, hingga uang itu dapat kamu simpan untuk berbagai kebutuhan hidup.
3. Pemetaan Toilet Umum
Pada poin sebelumnya kamu telah mengamankan kebutuhan primer pangan, nah di poin ini kamu harus berusaha mengamankan kebutuhan sandang atau pakaianmu. 'Loh apa hubungannya sandang dengan toilet umum?' Hubungannya adalah supaya kamu bisa MCK: mandi, cuci, dan kakus atau buang hajat besar.
Sandang kamu yang terbatas itu haruslah dicuci secara berkala, dan juga jangan lupa untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi. Tubuh dan pakaian yang bersih akan mengurangi resiko terjangkit berbagai penyakit kulit.
Percayalah saat kamu sedang menjalani episode ketunawismaan, adanya bonus penyakit kulit adalah penderitaan luar biasa selain cuaca ekstrim, kelaparan, premanisme, dan sindikat perdagangan manusia. Oleh karena itu dengan mengetahui letak-letak toilet umum yang gratis untuk digunakan seperti di SPBU (ada beberapa yang gratis), tempat ibadah, dan beberapa mini market maka tujuan poin ini telah terlaksana dengan baik.
Oh ya, sempatkan juga menjalin relasi atau berkomunikasi dengan penjaga toilet umum agar dia juga mengetahui alasan sesungguhnya kenapa kamu rutin menggunakan fasilitas tersebut sehingga urusan/ hajatmu lancar jaya.
4. Pemetaan Tempat Untuk Bernaung
Baik pangan maupun sandang telah kamu amankan di dua poin tips sebelumnya, dan sekarang kembali kepada penyelesaian masalah utama yaitu papan. Ingat bahwa kesulitan hidupmu di titik ini turut berpangkal dari hilangnya akses kamu atas papan (rumah/ hunian). Oleh karena itu cermati poin tiga ini agar tidak lagi menimbulkan masalah baru sekaligus kamu juga dapat memiliki tempat untuk tidur/ beristirahat.
Harus kamu sadari bahwa poin tiga ini memiliki empat elemen yang dapat menyusahkanmu. Pertama adalah cuaca terkhususnya musim hujan. Kedua adalah faktor keselamatan nyawa dan keamanan benda bawaanmu. Ketiga adalah hewan liar seperti anjing, tikus, nyamuk, ulat, ular, kecoa, biawak, tomcat, kutu busuk, yang intinya terkait masalah kesehatan fisik.
Dan yang keempat adalah faktor regulasi yang tidak menguntungkanmu seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 tahun 1980. Yang mana meskipun telah usang atau tidak sesuai perkembangan jaman karena tidak pernah di update oleh pemerintah meski usianya sudah 44 tahun, PP tersebut menjadi acuan Perda K3 di daerahmu dan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 14 Tahun 2007.
Intinya dampak peraturan tersebut memungkinkan adanya tindakan aparat polisi pamong praja hingga polri yang berkategori represif (menekan, mengekang, menahan, atau menindas. KBBI-red.) atas dirimu/ tunawisma.