Rumah merupakan kata yang tidak asing lagi bagi kita semua, rumah diartikan sebagai sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk tinggal, menetap, maupun berlindung.
Banyak orang yang mengatakan bahwa rumah tidak hanya tentang sebuah bangunan untuk ditempati melainkan mempunyai arti lain yang lebih dalam, lebih personal, dan intim. Dalam makna lain; rumah ialah sesuatu yang dapat membuat seseorang nyaman, bahkan merasa aman di dalamnya.
Yakin jika rumah itu hanyalah sekedar bangunan tempat untuk berteduh atau tidur?
Bisa saja ada orang lain diluar sana yang menganggap rumah tidak semestinya harus sebuah bangunan bersertifikat hak milik. Bisa saja berwujud sebuah mobil, camper van, gubuk kecil, atau hidup diatas perahu dan bebas mengarungi lautan seperti suku Bajau, hingga rumah panggung pohon di hutan/ alam bebas.
Lebih jauh lagi rumah dapat berwujud sosok kebersamaan dengan manusia lainnya karena dapat membuat seseorang merasa nyaman dan aman seperti anggota keluarga, sahabat tanpa ikatan darah dsb.
Adanya keluarga, teman, dan kebiasaan yang telah menjadi budaya telah masuk ke dalam diri mereka untuk tinggal di berbagai tempat yang mereka anggap ’rumah'. Bahkan jalanan, depan toko, halte, dan bawah jembatan bisa saja dianggap sebagai rumah bagi beberapa orang. Kok bisa yah?
Tetapi yang namanya hidup pasti akan ada sisi lainnya, seperti adanya orang yang tinggal nyaman di komplek perumahan dengan rumah yang bisa dikatakan cukup besar, yet he/ she feeling so homeless. Manusia memang mahluk yang menakjubkan.
Sebenarnya artikel ini adalah pertanyaan yang saat ini lagi menari-nari di pikiran gue akhir-akhir ini. Setelah lulus SMA bingung mau kemana, gimana, dan mungkin di artikel lainnya gue bisa cerita perihal kompleksitas keluarga gue yang membuat gue tiba di titik ini.
Dilabeli broken home juga enggak pas karena ortu masih ada, di cap anak nakal kalau bagi yang kenal gue juga gak bakalan percaya (meski aslinya gue tipis-tipis nakal sewajarnya usia).
Atheist juga bukan karena KTP gue ada kok tuh tulisan agamanya. Apa mungkin gue introvert parah?! Tapi gak juga ahh, gue punya circle, punya tongkrongan juga.