Couch Surfing Adalah
Couch surfing adalah sebuah istilah dari bahasa inggris yang mendeskripsikan praktik berpindah-pindah tempat istirahat dari satu sofa ke sofa lain yang berbeda lokasi/ rumah. Lebih mudahnya coba kamu senandungkan lagunya hindia; rumah ke rumah, tapi liriknya diganti sofa ke sofa, berharap bisa berakhir indah, walau akhirnya harus berpisah, terima kasih karna (hidup) ku tak mudah. Di beberapa tempat di belahan dunia istilah couch surfing juga sering di sebut sofa surfing.
Sejarah Istilah Couch Surfing
Kepopuleran kata couch surfing sendiri awalnya ditujukan untuk para pelancong, traveler, dan backpacker yang menumpang nginap di rumah warga setempat untuk menghemat biaya akomodasi atau untuk mengalami gaya hidup lokal.
Bermula di tahun 2004 yang merupakan tahun rilisnya laman couchsurfing.com dimana website tersebut memiliki ide dasar untuk membantu para pelancong saat berada di destinasi tujuan khususnya dalam hal akomodasi atau tempat bermalam.
Melalui platform tersebut para pelancong bisa “numpang tidur” di rumah sesama anggota couchsurfing. Dengan begitu, para pelancong tersebut lebih bisa menghemat biaya perjalanan wisatanya.
Hubungan Couch Surfing dan Tunawisma
Couch surfing dan tunawisma sebenarnya memiliki perbedaan yang mendasar meski akhirnya hari ini keduanya bak sejoli yang tak terpisahkan. Couch surfing awalnya mendefinisikan gaya hidup para pelancong yang dilakukan sukarela sekaligus terencana, sedangkan tunawisma mengacu pada kondisi di mana seseorang tidak memiliki akses ke hunian aman atau kepemilikan tempat tinggal tetap karena alasan ekonomi atau sosial seperti; kehilangan pekerjaan, kekurangan sumber daya, atau masalah-masalah lainnya.
Tunawisma pada seorang individu atau kelompok juga lebih sering terjadi dalam situasi terpaksa, tanpa rencana jelas dan jangka panjang, berbeda dengan sifat sementara, terencana dan sukarela dari couch surfing pada para pelancong. Akhirnya kita bisa menyimpulkan bahwa couch surfing adalah sebuah praktik yang diadopsi atau digunakan oleh para tunawisma untuk mendapatkan tempat istirahat khusunya di malam hari.
Couch Surfing dan Tunawisma Usia Muda
Istilah Couch surfing hari ini akhirnya diasosiasikan atau lekat dengan pemahaman kondisi ketunawismaan yang dialami oleh kaum muda, khusunya Gen Y, Gen Z, dan tidak menutup kemungkinan Gen Alpha yang memiliki rentang kelahiran tahun 2010-2024.
Para tunawisma usia muda tersebut menjadikan praktik couch surfing sebagai solusi cepat, realistis dan aman dibandingkan hidup menggelandang dijalanan atau beristirahat malam hari di fasilitas publik luar ruangan. Walaupun standar keamanan dalam praktik couch surfing bagi tunawisma juga tidak dapat dinyatakan benar-benar aman.
Dan jika kamu bertanya 'kenapa sih anak muda itu menjadi tunawisma?''
Well, sebenarnya banyak latar belakang kenapa seorang individu di usia muda akhirnya mengalami episode hidup sebagai tunawisma. Latar belakang keluarga broken home, keluarga yang toxic, yatim piatu, konflik hukum, kemiskinan lintas generasi hingga lingkungan sosial merupakan alasan jamak-nya.
Untuk kasus seperti keluarga yang bermasalah, para individu berusia muda itu juga kerap kali lari atau keluar dari rumah dengan sudut pandang berpikir; lebih baik hidup tanpa tempat tinggal daripada harus bertahan namun batin tersiksa setiap hari. Tidak ada yang keliru memang dengan sudut pandang tersebut, hanya saja kesadaran akan efek negatif hidup sebagai tunawisma juga harus dipikirkan masak-masak solusinya.