Halaman
Rumpun Hunian Ambigu
Istilah rumpun 'ambigu' ini sekali lagi juga merupakan istilah yang Alya buat sendiri yah gaes, sekedar untuk mempermudah pengelompokan jenis-jenisnya. Kok ambigu? Karena kalau dibilang gak ada pada kenyataannya memang ada, sudah ada, dan bahkan beberapa diantaranya memang sangat familiar direalita kehidupan masyarakat Indo.
11. Rumah Liar
Masyarakat Indonesia memang harus diakui sangatlah kreatif sekaligus jangan pernah anggap remeh perwujudan dari the power of kepepetnya mereka untuk dapat bertahan hidup.
Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, adalah kota-kota besar yang siap menjadi saksi bagaimana infrastruktur transportasi jembatan layang/ tol secara kreatif disulap menjadi hunian tempat tinggal bagi individu atau keluarga yang nasibnya belum sejahtera.
Kalau menurut saya nih; harusnya pemerintah melalui kementerian terkait mampu bagaimana caranya agar para penghuni rumah liar tersebut dapat bertempat tinggal di perumahan menteri IKN rumah yang aman, layak, sehat, dan yang memanusiakan manusia.
12. Alam: Hutan atau Laut
Yang langka atau jarang kamu lihat bukan berarti tidak ada yah gaes. Meskipun tidak tercatat secara pasti oleh para petugas sensus penduduk BPS namun para ahli memperkirakan bahwa terdapat hingga puluhan ribu jiwa manusia Indonesia yang menjadikan hutan rimba, hingga lautan samudera sebagai tempat tinggalnya.
Mereka sering disebut sebagai suku pedalaman atau disebut pula Komunitas Adat Terpencil (KAT) menurut istilah Kemensos RI. Pada pokoknya mereka terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu yang hidup di hutan dengan membuat rumah di bawah atau pada batang pohon-pohon besar (rumah pohon), dan kelompok yang mendiami perahu sembari mengarungi lautan yaitu suku Bajau.
13. Mobil Rumah
Jenis hunian ini sebenarnya sudah mulai dikenal masyarakat dunia sejak dekade 1930-an alias hampir seabad lampau. Ide dasarnya adalah membuat moda transportasi mobil van hingga semi truck untuk juga nyaman dijadikan tempat tinggal.
Di Indonesia sendiri gaya hidup tinggal di mobil rumah atau caravan tercatat jejak-jejaknya sejak tahun 1960-an. Yaitu awal era kejayaan mobil merk Volkswagen varian Combi (VW-Combi) yang juga di produksi di Indonesia hingga tahun 1983.
Akhir-akhir ini minat masyarakat Indo akan mobil rumah mulai menunjukan peningkatan signifikan loh gaes apalagi bagi Gen Z dan Gen Alpha. Terkoneksinya antar daerah dengan jalan tol, trend pergesaran gaya hidup seperti glamping di Jogja dan Bali, digital nomad, dan konten kreator juga menajdi pemantik bangkitnya trend mobil rumah di Indonesia. Dibutuhkan pula SIM B untuk kamu secara legal diijinkan mengendarai kendaraan ini.
14. Rumah Pre Fab
Meroketnya harga tanah, maraknya mafia tanah, ribetnya birokrasi mendirikan bangunan, dan tentunya mahalnya ongkos konstruksi bangunan per meter persegi (bahan + jasa tukang) membuat jenis hunian ini menjadi pilihan realistis Gen Z di Indonesia.
Mudah dipindah-pindah (bongkar pasang), estetik, lahan minimalis, terjangkau, dan ramah lingkungan; lima hal tersebut memang erat dengan rumah prefab atau rumah prefabrikasi. Rumah jenis ini konstruksinya dibangun secara cepat dengan modul yang merupakan hasil dari industri pabrik. Tak heran bila kini rumah prefab menjadi alternatif bagi orang muda Indonesia yang ingin memiliki rumah pertama mereka.
Doain saya yah gaes agar bisa memiliki hunian jenis ini plus tanah pekarangannya dalam waktu lima tahun kedepan. Dan Alya pun berdoa semoga TYME menyegerakan hunian tempat tinggal pertamamu, amin!
15. Huntara - Huntap
Harus kita akui bahwa para birokrat dan teknokrat aparatur sipil negara Indonesia memanglah ahli tata kata bin pencipta istilah andal meski sejatinya membuat bingung (biar kesannya gak magabut).
Btw penamaan jenis hunian ini hanya ada di Indonesia loh gaes, meski pada perwujudnya Huntara itu seringnya adalah Pre Fab/ modular sedangkan Huntap adalah rumah tapak (tunggal), dan ada juga rumah kopel yang termasuk dalam rumpun hunian horizontal.
Asal kamu tahu Huntara itu adalah akronim dari Hunian Sementara, dan Huntap adalah akronim dari Hunian Tetap, lah?! (baca ulang dua paragraf sebelumnya)
Adapun konteks dari istilah membingungkan tersebut adalah bahwa keberadaan hunian jenis ini merupakan jenis rumah bagi masyarakat di suatu lokasi yang terdampak bencana alam seperti gempa bumi, longsor, erupsi, dsb, yang dibangun oleh pemerintah.
Rumpun Hunian Horizontal
Hunian horizontal adalah rumah yang dibangun baik secara tunggal maupun berderet memanjang atau mendatar. Hunian horizontal juga dipahami sebagai rumah tapak dalam perwujudannya. Please jangan bayangin hunian diagonal itu kaya gimana, sebab hanya ada vertikal dan horizontal yah gaes.
16. Rumah Panggung
No debat jika jenis rumah tempat tinggal satu ini didapuk sebagai jenis yang paling tua; puh sepuh di Indonesia dibanding kedelapan belas lainnya di daftar ini. Wujud hunian ini berdiri ditopang oleh beberapa tiang pancang sehingga lantai dasarnya memiliki jarak dari permukaan tanah atau badan air.
Bentuk rumah ini banyak diadopsi oleh suku-suku bangsa di Indonesia khususnya yang bermukim di daratan sejak jaman pra sejarah. Dimana akhirnya keberadaan rumah panggung hari ini juga dikenal sebagai rumah tradisional.
Para ahli meyakini bahwa model bangunan ini mulai digunakan sebagai tempat tinggal sejak Zaman Neolitikum (sekitar 10.000 hingga 4.000 tahun yang lalu). Fungsi utamanya adalah untuk melindungi keluarga/ sukunya dari hewan liar, binatang buas dan efek iklim serta antisipasi bencana khususnya banjir.
17. Rumah Tapak Tunggal
Jenis rumah ini termasuk jenis yang banyak diminati sekaligus familiar di masyarakat Indonesia. Rumah tunggal adalah bangunan rumah yang berdiri di atas lahan yang lebih besar dari ukuran bangunannya tersebut. Secara kasat juga dapat dicirikan melalui struktur bangunannya yang berdiri sendiri dan memiliki jarak antar bangunan lainnya atau dengan rumah tetangga
Rumah tapak sudah pasti berlantai satu, namun ada pula yang memiliki lantai bertingkat atau lebih dari satu. Rumah tapak tunggal meski secara desain mirip-mirip dengan rumah kopel, rumah tapak memiliki keunggulan keleluasaan dalam hal perawatan, renovasi, dan dalam meningkatkan spek bangunan.
18. Rumah Kopel
Jika kamu pernah melihat iklan rumah subsidi, DP 0%, atau komplek perumahan dengan harga terjangkau, maka pada umumnya unit rumah yang ditawarkan adalah berjenis rumah kopel. Meski sama-sama dalam rumpun vertikal, dan sama-sama rumah tapak, rumah kopel memiliki ciri mencolok yang membedakannya dengan rumah tapak tunggal. So, cermati agar gak salah yah.
Rumah kopel adalah hunian deret vertikal yang dibangun pada satu lahan dengan desain serupa, luas pekarangan yang serupa, dan atap yang sama. Seperti yang bisa kamu amati diatas, kedua unit rumah dipisahkan atau bisa disebut harus berbagi dinding yang sama dengan rumah tetangga sebagai pemisah.
19. Townhouse - Cluster
Jenis berikut dapat dicirikan berdiri di suatu kompleks hunian dengan luas area keseluruhan yang terbatas, terdiri dari beberapa unit rumah saja yang dibangun horizontal berderet, dan dengan desain yang serupa atau tematik. Desain hunian yang familiar di Indo seperti tropis, mediterania, balinese, hingga industrial.
Ciri utama pembeda antara townhouse dan cluster hanya ada di lokasi pendiriannya. Jika townhouse berada di kawasan utama atau strategis perkotaan, maka cluster berdiri di kawasan pinggiran kota atau pinggir, pinggir, pinggiiirrrrrran banget. Para pemilik rumah di townhouse- cluster biasanya membayar biaya keamanan dan pemeliharaan bersama yang dikelola oleh pihak manajemen/ pengembang.
Kamu Sekarang Besok-Besok Mau Tinggal Dimana?
Demikian kesembilan belas jenis hunian tempat tinggal yang familiar di Indonesia. Banyak banget kan ternyata. Nah sekarang kamu juga sudah makin paham bukan bahwa rumah yang kamu tinggali saat ini itu masuk kedalam jenis yang mana.
Lantas kira-kira nih..... Mana jenis hunian favoritmu yang paling kamu idamkan sebagai tempat tinggalmu bersama pasanagan & anak kamu kelak? Tulis di kolom komentar yah.
Tulisan Ini Menginspirasimu?
Bagikan Ke Teman & Komunitasmu
